Saturday 1 October 2011

#4 - Kawan baik ibu

Dimulakan aku memperkenalkan diri, namaku Fara, umurku sekarang 23 tahun, aku bekerja sebagai salah satu syarikat di Klang. Kata kawan-kawan, aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut paras bahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang ramping dan seksi.

Aku ingin menceritakan pengalaman sexku yang pertama dari kawan baik ibuku sendiri, peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk tingkatan3, ketika aku masih tinggal di Klang.

Kawan Ibuku itu bernama, Makcik Rahayu, biasa dipanggil dengan Makcik Ayu, dan aku sendiri memanggilnya Kak Ayu. Kerana hubungan yang sudah sangat rapat dengan Kak Ayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku.

Kak Ayu wajahnya sangat cantik, wajahnya nampak jauh lebih muda dari Ibuku, karena memang usianya berbeda agak jauh, usia Kak Ayu ketika itu sekitar 28 tahun-an. Selain cantik Kak Ayu memiliki tubuh yang langsing, namun padat dan seksi.

Kejadian ini bermula ketika cuti penggal sekolah, waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Pahang kerana ada majlis pernikahan saudara. Kerana aku dan Kak Ayu cukup dekat, maka aku meminta kepada ibuku untuk tinggal saja di rumah Kak Ayu yang tidak jauh dari rumahku selama 5 har. Dan kebetulan suami Kak Ayu juga sedang di out station, kerana memang suaminya selalu ditugaskan outstation, sehingga Kak Ayu selalu keseorangan di rumah.

Hari-hari pertama dipenuhi dengan berbual-bual sambil bermain-main, atau shopping berdua dengan Kak Ayu, selalu juga kami bermain bermacam permainan seperti dam, atau monopoli, kerana memang Tante Ayu orangnya sangat pandai bergaul dengan siapa saja. Ketika suatu hari, sehabis makan siang, tiba-tiba Kak Ayu berkata kepadaku, "Fara... kita main doktor-doktor jom .., akak periksa betul-betul. Mesti seronok.." Memang kata Ibuku dahulu Kak Ayu pernah belajar di fakulti kedoktoran, namun putus di tengah jalan kerana menikah. "Jooommmm..." sambutku dengan senang.

Kemudian Kak Ayu mengajakku ke biliknya, lalu mengambil sesuatu dari almarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika belajar dulu. "Ha Fara, kamu buka dulu bajumu, terus baring di katil. "Baik Kak", kataku, lalu aku membuka bajuku, dan mulai hendak berbaring. Namun kak Ayu berkata, "La... branya sekali dibuka.., biar Akak boleh meriksanya." Aku yang waktu itu masih lurus, dengan segera aku membuka braku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal. "Wah... kamu memang benar-benar cantik Fara..." kata Kak Ayu. Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku hanya tertunduk malu.

Setelah terlentang di atas katil, dengan hanya memakai skirt pendek jer, Kak Ayu mulai memeriksaku. Mula-mula dilekatkankannya stetoskop itu di dadaku, rasanya sejuk..., lalu Kak Ayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Kak Ayu mencabut stetoskopnya.

Kemudian Tante Ayu tersenyum kepadaku, sambil tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut, "Waah... kulit kamu halus ya, Fara... Kamu pasti rajin menjaganya.", katanya. Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Kak Ayu. Kemudian usapan Kak Ayu bergerak naik ke bahuku. Setelah itu tangan Kak Ayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Kak Ayu benar-benar terasa lembut, dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku berdiri dibuatnya.

Lalu Tante Ayu menaikan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap membelainya, lalu mengusap buah dadaku, Uhhh..... baru kali ini aku merasakan yang sepert itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu.

Namun tidak lama kemudian, Tante Ayu menghentikan usapannya. Dan rasanya... ye, hanya itu perbuatannya. Tapi kemudian Kak Ayu bergerak ke arah kakiku. "Haa.., sekarang Akak periksa bahagian bawah yer...", katanya. Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya dapat mengangguk pelan saja.

Ketika itu aku masih memakai skirt pendekku, namun tiba-tiba Kak Ayu menarik dan membuka seluar dalamku. Tentu saja aku terkejut setengah mati, " Ehh... Akak, kenapa bukak seluar dalam Fara.....?" kataku dengan gugup. "Laa... kan kamu nak diperiksa.., Fara relaks aja....", katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun nampaknya mata dan senyum Kak Ayu penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi ketika itu aku sudah tidak dapat berbuat apa-apa.

Setelah seluar dalamku dibuka oleh Kak Ayu, Kak Ayu duduk di hadapan kakiku. Kak Ayu tak berkedip memandang vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku terletak di atas pahanya. Lalu Tante Ayu mulai memicit-micit betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba-raba pahaku bahagian atas, lalu ke paha bahagian dalam, ..Hiii..... aku jadi ghairah rasanya. "Kak....", suaraku lembut. "Tenang sayang.., nanti kamu akan merasa sedap..", katanya sambil tersenyum.

Kak Ayu lalu mengelus-elus kelangkangku, perasaanku jadi makin tak tentu rasanya. Kemudian, dengan jari telunjuknya yang lentik, Tante Ayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas, "Aaaaaaaaahhh....... Kak.........", jeritku. "Ssssttt..... hmmmm..... sedapkan....?", katanya. Mana mampu aku menjawab, malahan Kak Ayu mulai meneruskan lagi menggesekan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tak tentu hala, aku menggelinjang-gelinjang, mengeliat-ngeliat kesana-kemari. "Sssssttthhhhh..... aaaaaahhhhh......Kak......... aaaaaaaaahhhh..........", eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesedaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah basah sekali kerana aku memang benar-benar sangat terangsang sekali...

Setelah Kak Ayu merasa puas dengan permainan jarinya, Kak Ayu menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku, aku yang antara sedar dan tidak, hanya dapat melihatnya pasrah. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli-geli, lembut, dan basah. Namun Kak Ayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, hiiii... rasanya jadi makin geli.... apalagi ketika lidah Kak Ayu memancing lidahku, sehingga aku tak tau kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Kak Ayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian....

Kemudian Tante Ayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannnya. Entah apa lagi pikirku, aku pun sudah pasrah... Dan eh... gila... Kak Ayu meletakkan kepalanya ke kelangkanganku, kedua pahaku diletakkan diatas bahunya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Tante Ayu.

Lalu tanpa menunggu lama lagi Kak Ayu mulai menjilati bibir vaginaku. "Aaaaaaaa...... Kakkk.......!", aku menjerit, walaupun lidah Kak Ayu terasa lembut, namun jilatan Kak Ayu itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku, namun Kak Ayu terus menjilati habis-habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan menari-nari di dalam vaginaku. Lidah Tante Ayu mengait-ngait kesana-kemari menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, menjerit-jerit tak tentu hala"...Aaaaaahhh..... Kakkkk.........aaaaaaaaa..... auuu..... aaaaaaaahhh......!". Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesedapan, mengeliat kesana-kemari merasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan yang amat sangat... Namun Kak Ayu dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aku mengeliat kesana-kemari, namun Kak Ayu tetap mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Kak Ayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan, vaginaku sudah benar-benar banjir dibuatnya, membuatkan Kak Ayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan disedot Kak Ayu habis-habisan. Sedutan Kak Ayu di vaginaku sangat kuat, membuatku menjadi samakin hilang arah.

Kemudian Kak Ayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Kak Ayu, rupanya Kak Ayu memainkan kelentitku. Kak Ayu menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya kelentitku, "Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh...........", tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kekejangan kerana ternyata itu bahagian yang paling sensitif buatku. Begitu terkejutnya aku merasakannya, aku sampai menggangkat punggungku. Kak Ayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga punggungku melekat lagi ke tilam, dan terus menjilati kelentitku sambil dihisap-hisapnya, "....Aaaaaaaaaaa......... aaaaaauuhhh...... aaaaaaahhhhhh.....!", jeritku semakin menggila...

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang amat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau kencing, dan aku tak kuat menahannya, namun Kak Ayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot kelentitku dengan kuatnya, sehingga..." Kakkkk......... Aaaaaaaaaaaaa..............!", tubuhku terasa tersangat tegang, seluruh tubuhku menegang, tak sedar kujepit dengan kuat pipi Kak Ayu dengan kedua pahaku diskelangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Kak Ayu tidak menyia-nyiakannya disedutnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang-tulangku terasa lemah, lalu tubuhku terasa lemas sekali.......

Kak Ayu kemudian memelukku, lalu mengecup bibirku. "Macamana Fara..., sedap kan...?". Namun aku sudah tak mampu menjawabnya nafasku tinggal satu-satu, aku hanya dapat mengangguk sambil tersipu malu. Aku tidak percaya boleh diperlakukan begini oleh Kak Ayu, dan tidak pernah kusangka, kerana selalunya Kak Ayu nampak begitu cantik dan anggun. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Kak Ayu......

Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa ghairah, perasaan-perasan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Kak Ayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, rasanya... aku jadi ketagih lagi,.... abisnya kalau diingat-ingat sebenarnyaaaa... sedap sekali .. hi..hi..hi.... . Jadi bila pulang sekolah aku singgah ke rumah Kak Ayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura berbual kesana-kemari, sampai akhirnya Kak Ayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu...

Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertama kali aku merasakan apa yang namanya sex itu. Selanjutnya masih banyak sebenarnya kisahku yang dapat kuceritakan, misalnya seperti ketika aku sudah belajar di asrama dan duduk sebilik berdua dengan teman wanita ku, dan ketika aku jadi pensyarah dan mengerjakan salah satu pelajar perempuanku

No comments:

Post a Comment